Pengalaman Berbelanja Elektronik di Pasar Tradisional XX.

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang berbelanja elektronik di Pasar Tradisional XX, Jakarta Timur, yang konon di kanan-kiri jalan dari pasar ini memang berjajar toko penjualan barang elektronik dan biasanya sangat macet di jam-jam berangkat dan pulang kantor. Bisa nebak khan itu pasar apa???? wkwkwk.

Sebenernya kejadian ini terjadi berulang-ulang kali, tapi entah kenapa kami belum kapok dan masih saja lebih memilih belanja di sini ketimbang belanja online. Mungkin yang menjadi pertimbangan saya dan suami adalah lokasi pasar yang berdekatan dengan rumah kami dan kepuasan dengan melihat dan memilih barang secara langsung apalagi untuk barang-barang elektronik,,,wkwkwk.

Ceritanya di awal-awal pernikahan kami, di mana kami sedang rajin-rajinnya berhemat dalam rangka menabung untuk mempersiapkan rumah baru, kami berpikir dengan berbelanja barang elektronik di pasar tradisional akan lebih menghemat anggaran belanja kami. Saat itu kami memang tidak melakukan pencarian terlebih dahulu melalui mesin pencarian, hehehe. Singkat cerita, kami menganggarkan Rp2.000.000,- untuk pembelian lemari es dan kami memilih sebuah produk (katakanlah produk X) di toko yang menurut kami paling besar dan lengkap. Tawar menawar terjadi cukup alot antara suami dan penjual, hingga akhirnya si penjual (menurut saya saat itu) melakukan upsell dengan menawarkan produk lain yang konon menurut si penjual memiliki kualitas yang lebih bagus dari produk X dengan harga yang sedikit lebih tinggi. Kami pun tergoda dan menawarnya seharga Rp2.000.000,- sesuai dengan budget kami. Deal. Barang tersebut berhasil kami dapatkan dengan harga sesuai budget dan kami cukup puas (saat itu). Kami merasa puas karena dengan uang yang sama, kami bisa mendapatkan produk elektronik yang lebih bagus. Eiits, tapi tunggu dulu, sesampainya di rumah, kami yang penasaran akhirnya mencoba membandingkan antara produk X dengan produk yang kami terima, ternyata bisa dikatakan kami cukup tertipu, karena produk X justru lebih baik daripada produk yang kami beli, dan harga yang kami bayarkan sangat 'berlebihan' untuk produk tersebut. 

Setahu saya dalam manajemen pemasaran, yang dimaksud dengan upsell adalah kegiatan yang dilakukan oleh penjual agar pembeli mengeluarkan uang lebih banyak dengan cara menawarkan barang yang lebih unggul dari harapan pembeli. Secara nyata lebih unggul ya, bukan 'membohongi' pembeli dengan menjadikan produk lain seolah-olah lebih unggul dari produk harapan pembeli.

Yah, di hari-hari selanjutnya pun kami masih sering mengalami kejadian seperti itu hingga akhirnya kami memilih untuk membeli barang elektronik secara online ataupun di outlet-outlet resmi dari barang elektronik incaran kami.

Minggu kemarin, dikarenakan kebutuhan yang mendesak, akhirnya dengan terpaksa kami kembali menuju ke pasar tersebut untuk membeli barang elektronik dan hampir mengalami kejadian serupa. Untunglah dari awal kami sudah menargetkan produk incaran kami dan tak gentar dengan rayuan penjual. Selain itu, saya dan suami sudah bekerja sama, di mana saat si penjual mulai melakukan 'upsell', saya dengan sigap browsing di hape untuk melihat harga produk yang sesuangguhnya. Kami pun geleng-geleng saat penjual mulai menawarkan produk kepada kami. Yes, begitulah tips kami agar tidak merasa tertipu lagi di toko-toko tersebut.


Happy Reading

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Outbond di Pelita Desa Ciseeng

Berkenalan dengan Data Mikro BPS

Kesan Bersekolah di TKIT Alkhairaat